Minggu, 03 April 2011

BUDIDAYA PAPRIKA (Capsicum annum var. Grossum)


Paprika adalah tanaman subtropis sehingga akan lebih cocok ditanam pada daerah dengan ketinggian di atas 750 m dpl (di atas permukaan laut). Di Indonesia, tanaman ini banyak diusahakan di daerah seperti Brastagi, Lembang, Cipanas, Bandung, Dieng, dan Purwokerto. Walaupun jika dibandingkan dengan permintaan jenis cabai yang lain, permintaan paprika lebih kecil, luas penanaman paprika terus berkembang seiring dengan permintaan pasar yang terus meningkat.

Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi paprika adalah melalui intensifikasi dan teknologi penanaman. Teknik budidaya secara hidroponik merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi pada kondisi lahan yang semakin sempit sebagai akibat dari konversi lahan pertanian untuk kawasan industri dan pemukiman. Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari teknik budidaya hidroponik antara lain adalah pertumbuhan tanaman dapat lebih dikontrol, produksi tidak tergantung musim, dan harga jual komoditi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual komoditi yang dibudidayakan secara tradisional di tanah. Teknik budidaya secara hidroponik memiliki banyak keuntungan, namun di sisi lain budidaya secara hidroponik memerlukan modal yang besar serta pengetahuan dan ketrampilan khusus dalam pelaksanaannya.

Usaha budidaya paprika di Kabupaten Bandung mulai marak sejak tahun 1994. Pada awal usaha ini dilakukan, petani paprika menggunakan modal mereka sendiri. Baru pada tahun 1997 mulai ada kredit dari bank untuk pengembangan usaha budidaya paprika. Di Kabupaten Bandung usaha ini cukup dapat bertahan selama masa krisis ekonomi.

Peluang pasar komoditi paprika baik di pasar global, regional, dan lokal perlu di raih antara lain melalui program-program yang mendukung pengembangan komoditi ini dari mulai pembudidayaannya di lahan petani, pengolahan hasilnya menjadi berbagai produk agroindustri, dan pemasaran produk-produk tersebut. Dukungan tersebut sekaligus juga mengembangkan usaha kecil/menengah yang merupakan pelaku bisnis usaha budidaya tanaman sayuran, khususnya paprika. Tulisan ini akan menyajikan informasi berdasarkan hasil studi lapang yang mencakup aspek-aspek teknik produksi, pemasaran, keuangan, dan ekonomi-sosial yang terkait dengan pengembangan paprika tersebut.

Budidaya Cabe Rawit


Add caption

Budidaya Cabai Rawit

Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae.)yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura ia dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabai rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper.
Buah cabai rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabai lainnya.
Cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupu di dataran rendah . bertanam cabai rawit dapat memberikan nila ekonomi yang cukup tinggi apabila diusahakan dengan sungguh – sungguh .Satu hektar tanaman cabai rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabai rawit karena tanaman cabai rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam .
Tanaman cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap.Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.

Jenis cabai rawi yang sering diusahakan adalah sebagai berikut :

1. cabai kecil atau cabai jemprit

buahnya kecil dan pendek , lebih pedas dibandingka Janis cabai lainnya.
2. cabai putih atau cabai domba
buahnya lebihbesar dari cabai jemprit atau cabai celepik , dan rasanya kurang enak.
3. cabai celepik
buahnyalebih besar dari pada cabai jemprit dan lebih keci dari cabai domba. Rasanya tidak sepedas cabai jemprit . sewakti muda berwarna hijau setelah masak berwarna merah cerah .
Syarat tumbuh
Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi kita harus mengetahui yang syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai rawit. Adapun syarat nya sebagai berikut :
1. tanah
- gembur
- subur atau banyak mengandung zat makan
- pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan
- banyak mengandung humus
2. tempat tumbuh ( daerah )
- dataran rendah
- dataran tinggi
3. iklim
tanaman cabai rawit dapat tumbuh , baik pada daerah yang kurang hujan maupun yang sering hujan . suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah berkisar antara 25* c – 31*
Bahan dan Alat
1. alat yang diperlukan untuk menanam cabai rawit
- cangkul
- garpu tanah
- kored
- gembor ember
- sprayer
- ember
- meteran
- keranjang
- timbangan
- tali kenca ( pelurus )
2. bahan – bahan yang diperlukan untuk menanam cabai rawit
- benih cabai rawit
- pupuk kandang
- urea
- TSP
- Bambo
- Insektisida
- Fungisida
- KCL
- Pelastik kecil bumbungan
- Lalang atau daun kelapa
BERCOCOK TANAM
Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut
1. pengolahan tanah
dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25 – 30 cm hingga tanah menjadi gembur . setelah itu biarkan 7 – 14 hari untuk mendapatkan sinar matahari
- pembuatan bedeng
• lebar bedeng 100 – 120 cm
• tinggi bedeng 20 – 30 cm
• jarak antara bedeng dengan bedeng lainnya 30 – 45 cm . arah bedeng memanjang ke utara selatan .
- syarat pupuk kandang yang baik adalah
• tidak berbau
• tidak panas
• berwarna kehitam hitaman , dan
• benar – benar sudah matang
- jarak tanaman cabai rawit sebagai berikut
• 50 x 100 cm
• 60 x 70 cm
• 50 x 90 cm
- cara pembuata jarak tanaman
a. pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar dengan panjang bedeng , kira – kira 10 cm dari tepi bedeng
b. ukur jarak tanaman yang diinginkan pada sepanjang tali kencana tersebut
c. buat lubang tanaman sesuai dengan jarak tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar
• pupuk kandang = 1 kg / lubang
• pupuk urea =
• pupuk TSP =
• pupuk KCI =
d. campurkan ketiga pupuk buatan hinga rata dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat
2. pesemaian
pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit
tanaman atau calon tanaman yang baik . adapun tahapan pesemaian adalah sebagai berikut :
a. membuat bedeng atau tempat pesemaian , ukuran bedeng pesemaian sebagai berikut
• lebar bedeng 1 – 1,2 m
• panjang bedeng 3 – 5 m
• tingi bedeng 15 – 20 cm
b. penyemaian benih
kebutuhan benih untuk satu hektar berkisar antar
300 – 500 benih . sebelum benih disemai atau ditabur , tempat pesemaian disiram merata . beberapa cara menyemai benih cabai rawit sebagai berikut :
– semai bebas atau ditabur merata
– semai dalam baris
– semai berkelompok
3. penanaman
bibit tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam . penanaman sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu
ciri – ciri bibit yang siap tanam adalah sebagai berikut :
• telah berumur satu bulan
• tidak terserang hama dan penyakit
• pertumbuhan tanaman seragam
cara penanaman
• siram bibit yang akan ditanam
• pilih bibit yangakan ditanam
• lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit
• padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah
4. pemeliharaan tanaman
a. penyiraman
penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan keadaan tanah .
b. penyiangan
rumpu liar yang tumbuh disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau sabit
c. pemupukan
jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektar adalah
• urea = 200 kg
• TSP = 200 kg
• KCI = 150 kg
d. hama dan penyakit
hama yang sering menyerang tanaman cabai rwit adalah sebagai berikut :
- tungau marah
- kutu daun berwarna kuning
- kutu gurem atau thrips
tanda – tanda tanaman terserang
- tanaman berwarna seperti perak
- tanaman tampak pucat
- daun menjadi layu
pengendalian
- cabut tanaman yang terserang berat
- kumpulkan bagian tanaman yang terserang ,lalu dibakar
PANEN
Panen merupakan kegiatan yang dinanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .
Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi .
Pemanenan cabai rawit dapat dilakukan 4 – 7 hari sekali atau tergantung pada situasi harga pasaran .
Komposisi Cabe

Komposisi :
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.

Manfaat Cabai Rawit

Bagian yang digunakan
Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai tanaman obat, seperti buah, akar, daun, dan batang.

Indikasi
Cabai rawit dapat digunakan untuk :
1.Menambah nafsu makan
2.menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas,
3.batuk berdahak,
4.melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis,
5.migrain.

Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil.
Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari terasa nyeri karena kedinginan (frosbite). Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh)
Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan.
Sakitperut
Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit.
Rematik
Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit.
Frosbite
Buang biji beberapa buah cabai rawit segar, lalu giling sampai halus, kemudiam balurkan ke tempat yang sakit.
Catatan:
Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit mata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit.
Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat.
Hasil penelitian terbaru, cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati.
Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan.

TIPS BERTANAM CABE BESAR


SYARAT PERTUMBUHAN

A. TANAH

1. Semua jenis tanah, mulai andosol yang berwarna gelap ( kaya bahan organik ), latosol, regosol dan grumosol dapat ditanami cabe hibrida . Bertanam cabe hibrida lebih menekankan teknologi budidaya.

2. pH tanah merupakan faktor penting dalam pelaksanaan teknik budidaya. pH tanah
berpengaruh terhadap mudah tidaknya unsur-unsur hara yang diserap oleh tanaman. pH tanah optimal untuk pertumbuhan tanaman adalah 5,8 - 6,8. Pada umumnya tanah di pulau Jawa ber pH asam, rata - rata ber pH 5,4. Untuk menetralkan pH tanah
dapat ditambahkan kapur pertanian, misal:
Dolomit dengan dosis 2 - 3,6 ton / Ha. ( atau 200 - 360 g / m2 ). Al, Mn dan Fe banyak dikandung pada tanah yang ber pH asam. Pada tanah yang ber pH asam unsur hara tanaman, terutama P, K,S, Mg dan Mo tidak dapat diserap tanaman karena terikat oleh Al, Mn dan Fe. Pada tanah pH netral, sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman.
pH tanah berfungsi mendeteksi adanya unsur-unsur beracun. Ion-ion Al, Mn dan Fe pada tanah ber pH asam dapat meracuni tanaman. Selain itu unsur mikro Zn, Cu dan Co pada tanah ber pH asam, bila ketersediaannya terlalu banyak berakibat meracuni tanaman. Demikian juga pada tanah ber pH basa, Mo dalam jumlah banyak berakibat meracuni tanaman. pH tanah mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Lodoh / Lomot / Cendawan rebah kecambah (Rhizoctonia sp dan Pythium sp ) serta layu Fusarium, berkembang baik pada tanah-tanah asam. Cendawan yang hidup pada pH tanah diatas 5,5 akan berkompetisi dengan bakteri.

B. AIR

Air sangat penting dalam keberhasilan bertanam cabe hibrida. Air berfungsi sebagai: pelarut unsur hara didalam tanah, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, dalam proses fotosintesa dan respirasi. Kualitas air harus benar-benar diperhatikan.

C. IKLIM

1. Angin kencang sangat merugikan tanaman cabe hibrida, selain cabang mudah patah, bunga yang saatnya diserbuki menjadi gagal diserbuki dan akhirnya rontok.

2. Curah hujan yang tinggi berakibat bunga cabe rontok dan bunga
gagal diserbuki oleh lebah. Air hujan yang menggenang diselokan mengurangi porositas tanah sehingga mengganggu pernapasan akar tanaman dan meningkatkan kelembaban di sekitar tanaman.
3. Cahaya matahari penting untuk fotosintesa, pembentukan bunga serta pembentukan dan pemasakan buah cabe. Untuk pembungaan yang normal, cabe hibrida membutuhkan intensitas cahaya cukup banyak, yaitu antara 10-12 jam penyinaran matahari.

4. Suhu untuk perkecambahan benih cabe hibrida antara 25-30 0C. Suhu optimal untuk pertumbuhan berkisar 24-28 0C. Suhu yang terlalu dingin menyebabkan pembentukan bunga kurang sempurna dan pemasakan buah lebih lama. Sebaliknya lokasi penanaman cabe hibrida di bawah 1.400 m dpl, suhu tinggi, kering dan pengairan kurang menyebabkan penguapan / transpirasi tinggi sehingga daun dan buah banyak yang rontok serta buah yang terbentuk tidak sempurna.

5. Kelembaban relatif yang optimal untuk cabe hibrida adalah 80%. Suhu dan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan intensitas serangan bakteri Pseudomonas solanacearum penyebab layu akar serta merangsang perkembangbiakan cendawan.

D.RUMAH PEMBIBITAN dan MEDIA SEMAI

1. Rumah Pembibitan

Lahan untuk rumah pembibitan < 1% luas lahan. ( Untuk penanaman 1Ha diperlukan rumah pembibitan < 100 m ).
Ukuran rumah pembibitan yang ideal adalah panjang 10 - 12 m, lebar 1 -1,2 m dan tinggi 0,75 m.

2. Media Semai Tanah terdiri dari pupuk kandang, NPK dan fungisida Kocide 60 WDG ( untuk soil treatment ). Dengan perbandingan 2 : 1
( tanah: pupuk kandang) sedangkan tiap 1 m media semai ditaburi 500 g NPK dan 2 g Kocide 60 WDG. Dianjurkan disiram Kompos Cair BIO LEMI dosis 1 - 2 cc/ lt untuk mempertebal daun dan menguatkan batang bibit cabe sehingga saat pindah tanam tidak mudah layu.

E. PERSIAPAN LAHAN.

1.Pembuatan Bedengan
Kasar. Panjang: 10 - 12 m; lebar: 1,10 - 1,20 m; tinggi: 0,30 - 0,40 m
( pada musim kemarau ) atau 0,50 m
( penghujan ), lebar selokan: 0,50 - 0,55 m
( kemarau ) atau 0,60 - 0,70 m ( penghujan ).

2. Pengapuran pada bedengan dengan dosis 1,5 - 3,0 ton / Ha ( atau 150 - 300 g / m ).

3. Sterilisasi tanah ( soil treatment), menggunakan KOCIDE 60 WDG dengan dosis 20 Kg/Ha (atau 2 g/m ).

4. Pemupukan
a. Pupuk Kandang.
Ciri - ciri pupuk kandang yang sudah matang adalah tidak panas, tidak mengeluarkan bau dan wujud fisiknya menyerupai tanah ( agak kehitaman ).
Catatan:
Pupuk kandang yang belum matang dapat disempurnakan ( di matangkan ) dengan BIO ACTIVATOR dengan dosis 0,5 - 1 lt untuk tiap 1 ton pupuk kandang atau kompos.

b. Pupuk Buatan.

Urea 200 Kg/Ha, SP36 650 Kg/Ha, KCl 400 Kg/Ha, ZA 600 Kg/Ha dan FITOMIC ( Ca = 10 %;B = 2 %; Sukrosa = 10 % ) 10 lt/Ha.
(5 X penyemprotan mulai berbunga).

c. Pupuk Tambahan.

Pupuk daun , MAMIGRO N ( 25-5-5 ) dengan dosis 2 g / lt pada tanaman umur 14 dan 21 hari setelah tanam ( hst ); MAMIGRO P ( 12-27-23 ) dengan dosis 2 g/lt mulai umur 35 hstdengan interval satu minggu.

F. PEMASANGAN AJIR
Ajir sebaiknya segera dipasang setelah pindah tanam, agar tidak merusak perakaran tanaman.Setelah tanaman berumur 30 hst, antara ajir yang satu dengan lainnya yang berada dalam satu bedengan harus dibentangkan tali untuk tempat bersandarnya percabangan. Adapun letak tali pada ajir adalah sejajar dengan letak cabang nomor dua dari tanaman. Pemasangan tali sangat berguna untuk meletakkan percabangan tanaman, sebab pada percabangan ini biasanya terdapat buah yang sangat banyak yang apabila tanpa diberi penguat atau penyangga seringkali terjadi cabang patah.

G PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT UTAMA

a. Kutu Thrips (Thrips parvispinus Karny)

Hama ini menghisap cairan bunga dan daun muda sehingga menimbulkan gugurnya bunga dan daun mudah menjadi keriting. Thrips berkembang biak secara takkawin (parthenogenesis) sehingga populasinya berkembang sangat cepat, merupakan vektor berbagai macam penyakit virus.
Pengendalian: untuk serangan ringan dapat menggunakan Curacron, tetapi untuk serangan yang berat dianjurkan memakai Confidor atau Oncol sesuai dosis yang dianjuran.

b. Lalat Buah ( Dacus dorsalis Hend )

Lalat betina menusuk buah cabe dengan alat peletak telor kedalam daging buah cabe. Telur menetas dan menjadi belatung / larva lalat buah akan keluar atau masuk kedalam tanah untuk berubah menjadi pupa dan seterusnya menjadi lalat buah muda. Pada serangan yang parah, buah cabai busuk dan rontok.
Pengendalian:
Pemasangan perangkap (sex pheromone) dan penyemprotan dengan Regent 50 SC, konsentrasi 1cc / lt.
c. Ulat Buah / Ulat Bor (Heliocoverpa spp. HSN).
Ulat menyerang cabe dengan cara mengebor buahsambil memakannya.
Pengendalian:
Decis 2,5 EC konsentrasi 1,5 ml / lt atau Regent 50 SC konsentrasi 1 ml / lt.

d. Kutu Persik / Aphid Hijau (Myzus persicae. Sulz).

Aphid menghisap cairan daun muda dan bagian tanaman lain yang masih muda. Hama ini mengeluarkan cairan manis yang akan mengundang cendawan jelaga. Pada serangan berat, daun menguning/klorosis, menggulung dan keriting yang akhirnya gugur. Hama ini tidak kawin dan telur menetas di perut induknya. Aphid sebagai penular penyakit virus, antara lain Tobacco Mozaic Virus ( TMV ).
Pengendalian:
Disemprot dengan Confidor atau Oncol.

e. Tungau / Mites
( Polyphago tarso nemus latus dan
Tetranychus Cinna barinus ).
Gejalanya serangan ditandai dengan warna kecoklatan pada daun. Umumnya tungau bersembunyi dibalik daun. Daun yang terserang menjadi terpelintir, menebal, dan ujung tanaman mati. Pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang putih halus.
Pengendalian :
Tanaman disemprot dengan Curacron atau campuran Nissorun dan Omite atau Agrimec.

2. Penyakit-Penyakit Utama.

a. Rebah Semai/ Lodoh/Lomot (Damping Off )
Disebabkan oleh cendawan Pythium dedarianum Hesse dan Rhizoctonia solani Kuhn. Tergolong pathogen tular tanah.
Pengendalian:
Sterilisasi tanah ( soil treatment ) dengan Kocide 60 WDG 2 g/m. Dengan seed treatment menggunakan Saromyl 35SD.Penyemprotan fungisida sistemik dan kontak yaitu: Previcur N dan Kocide 77WPdengan dosis 0,5 - 1.0 g/lt pada persemaian umur 14 hari.
b. Layu Fusarium
(Fusarium Oxysporium S. sp.)
Gejala serangan ditandai pucatnya tulang daun atas, tangkai menunduk. Bila pangkal batang dipotong terlihat cincin coklat kehitaman yang busuk basah.
Pengendalian:
Pengapuran lahan sebelum penanaman bila pH tanah asam, penyemprotan fungisida sistemik dan kontak yaitu Derosal 60 WP, Score 250 EC, Kocide 77 WP dll. Tanaman yang terkena serangan berat dicabut, tanah jangan tercecer, pada lubang ditaburi kapur secukupnya. Untuk pencegahan dapat dilakukan dengan penyiraman Kocide 77 WP konsentrasi 5 g /lt dengan volume siram 250 - 300 cc / tanaman.

c. Busuk Phytophthora ( Phytophtora capsici leonian ).
Patogen tular tanah dapat terbawa benih, menyerang pada setiap fase pertumbuhan dan setiap bagian tanaman. Daun yang terserang terdapat bercak, tepi ujungnya seperti tersiram air panas. Buah yang terserang berwarna coklat basah, busuk dan gugur.
Pengendalian:
Bagian tanaman yang terserang dipotong, dioles fungisida tembaga ( Kocide 77 WP dosis 5 -10 g / lt ) dan fungisida sistemik ( Topsin, Ridomil, Anvil, dll ). Sanitasi lingkungan, memotong bagian tanaman yang terserang kemudian dibakar atau dibenamkan dalam tanah.

d. Busuk Kuncup Teklik
Menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk tanaman dan ranting tanaman. Penyebabnya cendawan Choanephora Cucurbitarum Beret Rav. Thaxt.
Pengendalian:
Sterilisasi tanah dengan Kocide 60 WDG 2 g/lt. Penyemprotan Dithane M-45 atau Kocide 77 WP 2 g/lt.

e. Antraknose / Pathek.
Antraknose dapat terbawa, tumbuh dan bertahan dalam biji selama 9 bulan. Pada suhu dan kelembaban tinggi ( 95 %; 320 C ), penyakit ini berkembang pesat. Penyebabnya: Colletotrichum capsici (Syd) dan Gloesporium piperantum. Ell. Cendawan C. Capsici menginfeksi dengan membentuk bercak coklat kehitaman kemudian menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terlihat kumpulan titik - titik hitam koloni cendawan.
Cendawan C. Piperatum menyerang tanaman cabai mulai buah masih berwarna hijau dan menyebabkan mati ujung. Buah yang terserang terdapat bintik - bintik kecil berwarna hitam dan berlekuk. Bintik - bintik ini pada tepi berwarna kuning, selanjutnya membesar dan memanjang. Pada kondisi yang lembab cendawan memiliki lingkaran memusat (konsentris) berwarna merah jambu.
Pengendalian:
Menanam benih cabai bebas pathogen, yaitu rendam benih dengan air panas 550 C selama 30 menit ( seed treatment dengan saromyl 35 SD). Semua cabai yang terserang pathek dipanen tiap hari dan dipisahkan dengan cabai sehat, kemudian dibakar. Penyemprotan : Derosal 60 WP yang dicampur dengan Kocide 77 WP 2 - 3 g /lt.

BUDIDAYA CABAI MERAH KERITING DI LAHAN KERING


Add caption











PENDAHULUAN Cabai (Capsicum annum) merupakan komoditas sayuran yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai. Meskipun kebutuhan cabai meningkat, akan tetapi poduksi cabai di Jawa timur masih rendah. untuk memnuhi kebutuhan tersebut, peningkatan produksi perlu dilakukan melalui penanaman cabai di lahan kering secara intensif dengan memperhatikan pemilihan varietas yang tepat, benih yang bermutu, umur bibit yang tepat untuk ditanam, penggunaan pupuk yang berimbang serta pengendalian hama penyakit secara selektif. VARIETAS Varietas cabai merah keriting ada 2 jenis, yaitu : - Jenis hibrida TM 888, TM 99, CTH 01, Salero dan Taro. - Jenis non hibrida Cemeti dan lares. PEMBIBITAN Bibit cabai diperoleh dengan cara membuat pesemaian terlebih dahulu. sebelum disemaikan biji direndam dengan larutan 10% Natrium Fosfat (Na3PO4) atau air panas 45-50 Derajat Celcius selama 1 jam untuk mengurangi kontaminasi virus. Media semai adalah campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1:1, kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik putih transparan berdiameter 6 cm, panjang 10 cm. Biji cabai satu persatu dimasukkan ke dalam kantong plastik ditutup dengan tanah halus. Kantong plastik ditempatkan dalam pesemaian dengan arah utara Selatan dan menghadap ke timur. tempat pesemaian diberi atap dari rumbia/jerami kering/plastik putih yang mudah dipasang atau dilepas. satu minggu setelah tumbuh dilakukan pemupukan dengan menggunakan NPK satu sendok makan dicampur dengan 15 liter air, kemudian disiramkan pada pesemaian. setelah bibit berumur 24-30 hari, atau sudah berdaun 3-4 helai, tanaman cabai siap ditanam di lapangan. PENANAMAN a. Persiapan lahan Lahan dipilih yang tidak terkontaminasi penyakit dengan cara melihat kondisi pertanaman sebelumnya, dan bukan bekas tanaman dari keluarga terong-terongan. Pengolahan tanah dilakukan dengan bajak sedalam 30 cm dan dilanjutkan dengan pembersihan gulma, kemudian dibuat bedengan dengan panjang 5 m, lebar 1 m, antar bedengan dibuat parit selebar 50 cm dengan kedalaman 20-25 cm, dan disekeliling bedengan dibuat saluran air. b. Waktu tanam Penanaman dilakukan sore hari waktu musim penghujan, yaitu sekitar bulan Nopember. Sebaliknya sebelum ditanam akar semaian dicelupkan kedalam 0,1% Previcur selama 5 menit. Jarak tanam 50 cm X 40 cm, selesai penanaman langsung disiram. PEMUPUKAN Pupuk dasar berupa pupuk kandang matang 20-30 ton/ha, diberikan 7-10 hari sebulum tanam, sedangkan pupuk lain yang diberikan adalah Urea 50 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCL 50 kg/ha yang diberikan pada saat tanam. pupuk susulan adalah Urea 100 kg/ha, ZA 400 kg/ha dan KCL 200 kg/ha, diberikan pada saat tanaman berumur 1 (satu), 3 (tiga) dan 6 (enam) minggu, masing-masing dengan dosis i/3 dari dosis diatas. PEMELIHARAAN rumput yang tumbuh disekitar tanaman harus dibersihkan. Apabila tanaman tampak kurang air, dilakukan penyiraman secukupnya, khususnya pada tanaman yang masih muda. Masing-masing tanaman diikat dengan tali rafia pada ajir bambu. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Pemantauan hama dan penyakit dilakukan setiap minggu sekali. Hama yang biasa menyerang adalah ulat tanah, pengisap daun, kutu daun dan lalat buah. Pengendalian ulat tanah secara mekanis dilakukan dengan mengumpulkan dan kemudian memusnahkannya. Bila populasi ulat tanah tinggi, tanaman disemprot dengan insektisida Curacron 500 EC, Desis 2,5 EC. Hama pengisap daun (T.palmi)dikendalikan dengan memasang White Trap sebanyak 40 Trap/ha. Bila populasinya mencapai ambang kendali, tanaman disemprot dengan insektisida Pegasus 500 EC. Kutu daun (M.persicae) dikendalikan dengan memasang Yellow trap sebanyak 40 trap/ha. Bila populasinya mencapai ambang kendali tanaman disemprot dengan insektisida Curacron 500 EC. lalat buah (B.ferruginous)dikendalikan dengan memusnahkan buah yang terserang, dan memasang trap berupa botol aqua besar yang didalamnya diberi kapas yang mengandung petrogenol dan insektisida Curacron 500 EC. setiap hektar dipasang 20-40 trap, atau menyemprot tanaman dengan insektisida Desis 2,5 EC. Beberapa macam penyakit penting yang biasa menyerang adalah bercak daun antranos dan layu bakteri. Apabila serangan penyakit bercak daun (C.capsici) merata, tanaman disemprot dengan fungisida Daconil 75 WP. Buah yang terserang cacar atau antarknos (C.capsici) seyogyanya dikumpulkan dan dimusnahkan. Bila serangan parah, tanaman disemprot dengan fungisida Anoil 50 SC. tanaman yang terserang layu bakteri (P.Solanacearum) dan virus, sebaiknya dicabut dan dimusnahkan. penyemprotan pestisida dilakukan sore atau pagi hari, dengan memperhatikan arah dan mata angin, nozle yang digunakan dan bila mencampur pestisida harus dipilih yang cocok. PANEN Bila buah 30% berwarna merah, panen mulai dilakukan dengan memetik buah beserta tangkainya. sebaiknya dilakukan pagi hari, interval panen 3-5 hari sekali dengan masa panen 1-2 bulan atau lebih. Buah yang cacat (karena penyakit atau penyebab lain) dipisahkan dari buah yang baik. Untuk pengangkutan, buah dimasukkan dalam karung jaring plastik.

TEHNIK PEMBUATAN BOKASI

Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut:
- memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman
- memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah
- meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman
- menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik
- meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk
Berdasarkan kenyataan di lapangan, persediaan bahan organik pada lahan pertanian sedikit demi sedikit semakin berkurang. Jika hal tersebut tidak ditambah dan segera diperbaiki oleh petani maka penurunan produksi akan terjadi pada tanaman-tanaman pertanian, seperti padi, palawija dan sayuran.
Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi
a. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang
- Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi :
1.
Pupuk kandang
=
300 kg
2.
Dedak
=
50 kg
3.
Sekam padi
=
150 kg
4.
Gula yang telah dicairkan
=
200 ml
5.
EM-4
=
500 ml
6.
Air secukupnya
- Cara Pembuatannya :
1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air
2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata
3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)
5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari
7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni
9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali
11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik
b. Pembuatan Bokashi Jerami Padi
- Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi :
1.
Jerami padi yang telah dihaluskan
=
500 kg
2.
Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang
=
300 kg
3.
Dedak halus
=
100 kg
4.
Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa
=
100 kg
5.
Molase/Gula pasir/merah
=
1 liter/250 gr
6.
EM-4
=
1 liter
7.
Air secukupnya
- Cara Pembuatannya:
Membuat larutan gula dan EM-4
1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter
2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata
3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata.
Membuat pupuk bokashi
1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata
2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal
4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari
6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
c. Pembuatan Bokashi Cair
- Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair :
1.
Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang
=
30 kg
2.
Molase/Gula pasir/merah
=
1 liter/250 gr
3.
EM-4
=
1 liter
4.
Air secukupnya
- Cara Pembuatannya:
1. Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya
2. Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sebanyak 1 liter, dengan cara mencampurkan gula putih/merah sebanyak 250 gram dengan air sebanyak 1 liter
3. Masukan molase tadi sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam drum, kemudian aduk perlahan-lahan hingga rata
4. Masukan pupuk kandang sebanyak 30 kgdan aduk perlahan-lahan hingga ersatu dengan larutan tadi
5. Tambahkan air sebanyak 100 liter hingga drum menjadi penuh, kemudian aduksampai rata dan tutup rapat-rapat
6. Lakukan pengadukan secara perlahansetiap pagi selama 4 hari. Cara pengadukan setiap hari cukup lima putaran saja. Setelah diaduk biarkan air larutan bergerak sampai tenang lalu drum ditutup kembali
7. Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk digunakan.
 

Jumat, 01 April 2011

CARA PEMBUATAN 1 TON BOKASHI PUPUK KANDANG


Bahan :
Pupuk kandang 800 kg
Dedak 50 kg
Sekam 150 kg
Gula 1/4 atau Molase 1/2 liter
EM-4 1 liter
Air secukupnya (kadar air 30 - 40 %)

Cara Pembuatan :
1.Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
2.Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata.
3.Siramkan larutan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan segar.
4.Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung gono selama 3-5 hari.
5.Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 oC, bukalah karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukkan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
6.Setelah 4 hari, BOKASHI telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.